Adi Parwa-Part II : Enam Belas Tahun Kemudian


Enam belas tahun telah berlalu semenjak kepergian Gańga. Raja Santanu dalam kondisi yang buruk, hidupnya kosong tetapi hal itu tidak mempengaruhi kinerjanya sebagai raja. Beliau raja yang ideal dan rakyat senang dibawah pemerintahannya. Suatu hari Ia berkeliling disekitar sungai, pemandangan yang aneh nampak olehnya. Sungai itu tidak mengalir, oleh karena itu Ia menelusurinya untuk mencari tahu penyebabnya. Nampaklah jaring panah yang diatur sedemikian rupa sehingga tidak ada air yang mengalir setetespun. Sungguh luar biasa. Ia menyadari bahwa Ia tidak sendirian, disampingnya berdirilah Gańga.

Sang raja sangat senang, Ia berkata,” Gańga aku kesepian setelah kepergianmu, aku tahu engkau telah berbelas kasihan kepadaku, sehingga engkau datang untuk kembali padaku. Ayo kita menuju ke istana”. Gańga menjawab,” Paduka semua itu hanyalah masa lalu. Tindakan yang bodoh meminta matahari yang telah tenggelam untuk bersinar lagi. Apakah kau tidak melihat sungai ini tidak mengalir?”. “Iya itulah yang membuatku sampai kesini,”jawab Sang Raja”. Dari kejauhan muncullah seorang pemuda yang tampan, ia  memeluk tangan Gańga dan berkata,” Ibu, ibu aku bisa membendung sungai lagi. Gańga memberitahu bahwa itu putranya dan menyuruh Devavrata memberi salam kepada ayahnya.

Devavrata sangat mahir dalam segala bidang, Ia belajar Veda dan Vedangga dari Vasistha. Dari Brhaspati ia belajar ilmu politik, Bhargava telah mengajarinya tentang pedang. Anakmu sekarang sudah terampil dalam semua bidang seni. Aku telah mempersiapkannya agar Ia cukup pantas untuk mewarisi mahkota Paurava. Gańga meghilang dan Santanu kembali ke istana, tetapi sekarang ia tidak lagi sendirian seperti enam belas tahun silam, sekarang Ia bersama putranya.

Bersambung… Part III : Putri Nelayan

Baca sebelumnya… Part I : Di Tepi Sungai Ganga

Sumber :

– Subramaniam, Kamala.2003.Mahabharata.Paramita.Surabaya

1 thoughts on “Adi Parwa-Part II : Enam Belas Tahun Kemudian

Tinggalkan komentar